KLIK ANIME – Adaptasi Solo Leveling dari novel web ke webtoon dan akhirnya ke anime berhasil menyedot perhatian banyak penggemar di seluruh dunia.
Tapi, seberapa setia sih masing-masing versi ini sama cerita aslinya?
Nah, berikut ini ulasan lengkap yang bakal bantu kamu memahami perbedaan dan kesetiaan dari tiap adaptasinya.
📚 Webtoon: Visual Keren Tapi Tetap Nempel Sama Cerita Asli
Webtoon Solo Leveling yang digarap mendiang Jang Sung-rak alias Dubu bisa dibilang jadi jembatan paling setia antara novel web dan versi animasinya.
Cerita utama tentang Sung Jinwoo—hunter level rendah yang tiba-tiba dapat kekuatan super setelah melewati dungeon gila—masih dipertahankan banget.
Tapi ya, karena masuk ke format visual, ada beberapa hal yang disesuaikan.
Contohnya, beberapa subplot kecil atau detail-detail panjang dari novelnya disederhanakan.
Tujuannya? Biar alurnya lebih cepat dan nggak bikin pembaca bosan. Nggak semua orang suka scroll panjang lebar, kan?
Yang bikin webtoon ini standout banget tentu aja visualisasi adegan pertarungannya.
Kalau di novel cuma bisa dibayangin lewat deskripsi, di webtoon kita disuguhkan ilustrasi penuh warna yang intens banget.
Efek-efek sihir, darah muncrat, monster gede—semuanya bikin pembaca makin tenggelam dalam dunia Jinwoo.
Walaupun ada perubahan minor, webtoon ini tetap berhasil mempertahankan rasa dan esensi asli dari ceritanya.
Nggak heran kalau fans bilang ini adaptasi yang “respect” banget sama sumbernya.
🎬 Anime: Interpretasi Baru yang Bikin Pro-Kontra
Nah, kalau kita geser ke versi animenya yang diproduksi A-1 Pictures, ceritanya agak beda nih. Adaptasi ini justru memilih jalur yang lebih bebas dan berani ambil risiko.
Perubahan paling mencolok adalah soal nama dan latar tempat. Di versi Jepang, karakter utamanya bukan lagi Sung Jinwoo, tapi Shun Mizushino.
Lokasinya juga dipindah dari Korea Selatan ke Jepang. Tapi tenang, versi internasional tetap pakai nama dan latar asli kok.
Selain itu, beberapa bagian cerita juga ada yang diubah atau ditambah. Tujuannya jelas: menyesuaikan dengan durasi episode dan selera penonton anime global.
Tapi ya, perubahan ini jadi pedang bermata dua. Sebagian penonton suka karena jadi terasa fresh dan lebih cocok dengan pacing anime.
Tapi nggak sedikit juga yang kecewa karena feel dan nuansa khas novel aslinya jadi hilang.
Apalagi buat fans garis keras, kehilangan vibe asli dari perjalanan Jinwoo itu rasanya kayak dikhianatin mantan—sakit tapi nggak berdarah.
🔍 Jadi, Mana yang Paling Worth It?
Kalau kamu cari pengalaman yang paling mendekati cerita asli, jelas pilihan jatuh ke novel web dan webtoon.
Detailnya lengkap, emosinya dapet, dan kamu bisa benar-benar menyelami perubahan karakter Jinwoo dari nol sampai overpower.
Webtoon-nya juga ngasih visual yang keren tanpa terlalu banyak ngubah cerita.
Tapi kalau kamu lebih suka nonton daripada baca, atau pengen lihat dunia Solo Leveling dalam bentuk animasi penuh dengan suara dan musik yang megah, anime-nya tetap layak ditonton.
Meskipun ada perubahan, tetap ada momen-momen epic yang bisa bikin kamu merinding.
✅ Tiga Format, Tiga Pengalaman
Adaptasi Solo Leveling ke webtoon dan anime masing-masing punya kelebihan dan kekurangan.
Webtoon lebih setia sama sumber asli, sedangkan anime ngasih interpretasi baru yang lebih luas jangkauannya.
Tinggal pilih aja mana yang sesuai selera kamu—mau yang setia atau yang lebih berani bereksperimen.
Satu hal yang pasti: dunia Solo Leveling tetap menarik di setiap bentuknya. Dan Sung Jinwoo? Tetap keren di versi mana pun.