KLIK ANIME – Setelah enam bulan menanti, akhirnya Dandadan Season 2 resmi tayang!
Tapi kalau kamu berharap akan ada intro manis atau recap singkat, buang jauh-jauh harapan itu.
Anime ini langsung tancap gas dari detik pertama – khas Dandadan banget sih.
Rasanya seperti episode ke-13 dari season sebelumnya, bukan episode pembuka musim baru.
Buat yang belum tahu, sebenarnya musim kedua ini awalnya digadang-gadang sebagai two-cour alias dua musim tayang tanpa jeda.
Tapi kabarnya studio Science SARU sedikit kewalahan dalam produksi (ya maklum, mereka memang sering begitu), jadi akhirnya dibelah dua.
Tapi jujur aja, kualitas cour pertamanya aja udah di atas standar semua anime TV yang pernah mereka buat sebelumnya, jadi ya, kita maafin deh!
OP & ED Baru, Tapi Fokus Ke ED yang Bikin Nganga
Opening dan ending baru tentu hadir di cour kedua ini. Walau lagunya nggak se-‘nempel di kepala’ kayak “Creepy Nuts” dari cour pertama, tapi ending-nya benar-benar mencuri perhatian.
Disutradarai oleh Komugiko2000, nama yang cukup dikenal di dunia anime indie, dan diproduksi oleh studio barunya ALBLE.
Gaya visualnya langsung mengingatkan pada Yuasa Masaaki – entah kebetulan atau emang tribute, tapi yang jelas, atmosfernya dapet banget.
Langsung Lanjut dari Episode 12, Tanpa Basa-Basi
Kita langsung disambut dengan Okarun dan Jiji yang masih berdiri bengong di depan lubang misterius di rumah Jiji yang… yah, horornya nggak pernah reda.
Di sisi lain, Momo lagi-lagi terjebak dalam situasi absurd, kali ini nyaris dilecehkan oleh ‘buaya’ (ya, literally dan figuratif) di pemandian campur.
Tapi tenang, Turbo Granny tiba-tiba muncul dari tas Momo (karena denger ada kata “onsen”) dan dengan brutal menghancurkan ruang ganti demi nyelametin cucunya itu.
Sementara itu, sekelompok nenek-nenek eksentrik datang ke rumah Jiji.
Dipimpin oleh Isobe Masako – yang ternyata jadi “tuan tanah” buat Jiji – mereka langsung nyerocos interogasi.
Terungkaplah kalau mereka adalah bagian dari klan Kitou, keluarga terpandang (atau dibilang troublemaker juga bisa sih) di daerah itu.
Klan Kitou, Ular Dewa, dan Ritual Korban Manusia?
Satu demi satu misteri mulai terkuak. Para lelaki klan Kitou pun akhirnya ikut bergabung di rumah dan mulai mencurigai hubungan Jiji dan Okarun.
Untung Okarun jeli – dia ngeles pake poster PSG yang ada di kamar Jiji, ngakunya itu klub favorit “temannya”, dan berhasil menghindari jebakan mereka.
Sambil Momo dibawa jalan-jalan oleh pendeta lokal (yang anehnya bercita-cita jadi BooTuber), muncullah legenda tentang Dewa Ular lokal yang ternyata lebih banyak mitosnya daripada faktanya.
Bahkan si pendeta sampai menunjukkan tsuchinoko palsu yang katanya dulu dipakai buat marketing doang.
Tapi dari sinilah kebusukan mulai tercium: rumah Jiji ternyata ada hubungannya sama ritual korban manusia demi menenangkan Dewa Naga. Serem? Banget.
Dan seperti biasa, saat Momo datang ke lokasi kejadian, kekacauan tak terelakkan.
Pertarungan, ledakan, makhluk aneh, sampai pose-pose absurd ala Okarun-Momo yang saling timpah badan jadi sajian wajib.
Dandadan Tetap Jadi Dandadan
Semua elemen khas Dandadan hadir: humor absurd, horor yang bikin bulu kuduk naik, pertarungan dengan gaya Gainax, nenek-nenek super badass, dan vibe eksentrik yang nggak bisa kamu temukan di anime manapun.
Mungkin kali ini nggak banyak momen reflektif yang menyentuh atau pendalaman karakter, tapi untuk episode pembuka, ini udah paket lengkap yang bikin penggemar puas banget.
Kesimpulannya?
Dandadan nggak kasih kita waktu buat tarik napas. Langsung gila dari awal, dan kita suka banget.
Kalau kamu penggemar lama, season 2 ini seperti pulang ke rumah – rumah yang penuh kutukan, monster, dan turbo granny, tentu saja.