Scroll untuk baca artikel
Shounen

Jangan Tertipu Visual Imutnya! Takopii no Genzai Bukan Anime Anak-anak, Tapi Anime Brutal, Gelap dan Penuh Luka Batin

9
×

Jangan Tertipu Visual Imutnya! Takopii no Genzai Bukan Anime Anak-anak, Tapi Anime Brutal, Gelap dan Penuh Luka Batin

Sebarkan artikel ini
Takopii no Genzai Bukan Anime Anak-anak
Takopii no Genzai Bukan Anime Anak-anak

KLIK ANIME – Musim semi belum benar-benar selesai, tapi Takopii no Genzai datang kayak anak baru yang gaspol duluan masuk sekolah musim panas.

Anime ini baru aja tayang dan langsung bikin banyak orang—terutama penggemar manga—bergidik sekaligus kagum.

Dengan durasi tiap episode yang nyaris 40 menit dan hanya berjumlah enam episode, orang mungkin mikir ini terlalu sedikit.

Tapi percayalah, buat karya seintens ini, malah rasanya “enam episode tuh kebanyakan ya?”

Adaptasi dari manga karya Taizan 5 ini memang bukan buat penonton santai-santai.

Taizan dikenal sebagai mangaka yang gemar menyuntikkan drama tingkat dewa ke dalam ruang sempit.

Ibarat roller coaster yang nggak punya titik turun, semua serba intens, padat, dan gelap.

Takopii’s Original Sin sendiri hanya punya 16 chapter, tapi dengan gaya penyutradaraan dari Iino Shinya (yang sebelumnya sempat kerja di Dr. Stone), seri ini disulap jadi tontonan yang secara visual begitu kuat dan emosional.

Cerita Suram Dibalik Visual Imut

Sekilas, kamu bakal ngira ini anime anak-anak. Karakter utamanya? Seekor alien cumi-cumi lucu bernama Takopii (disuarakan oleh Mamiya Kurumi) yang datang ke Bumi dengan satu misi: menyebarkan kebahagiaan.

Baca Juga  Udah 4 Tahun Nunggu! Ini 7 Alasan Kenapa Black Clover Season 5 Bisa Jadi Anime Tergila Sepanjang Masa!

Tapi kenyataan berkata lain. Takopii bertemu dengan Kuze Shizuka (diperankan Ueda Reina), seorang anak kelas 4 SD yang hidupnya lebih kelam dari langit malam tanpa bintang.

Shizuka hidup miskin, diasuh oleh ibu yang disebut sebagai “escort”, dan jadi korban bullying brutal oleh Marina (Kohara Konomi), teman sekelasnya.

Kombinasi antara visual yang seperti buku dongeng dengan kisah kekerasan psikologis anak-anak ini sangat menghantam.

Takopii yang naif mencoba membantu Shizuka dengan alat-alat canggih dari planetnya, tapi karena dia nggak paham kompleksitas emosi dan kekejaman manusia, semua niat baiknya malah berujung bencana.

Doraemon ke Oyasumi Punpun, Tapi Lebih Kelam

Orang sering menyebut anime ini perpaduan aneh antara Doraemon dan Oyasumi Punpun.

Dan meskipun terdengar lucu, kenyataannya sangat mengganggu.

Takopii memang seperti Doraemon versi alien yang ngaco, tapi ceritanya jauh dari komedi.

Bayangkan alat ajaib yang harusnya bikin bahagia malah jadi alat untuk bunuh diri. Serius.

Baca Juga  Apollo Turun dari Surga, Leonidas Teriak This is Sparta! Season 3 Record of Ragnarok Bakal Jadi Paling Brutal!

Salah satu adegan paling menyayat datang saat Shizuka menggunakan “ribbon penyatu hati”—benda yang dikasih Takopii—untuk mengakhiri hidupnya.

Takopii yang shock kemudian menggunakan alat kamera waktu untuk kembali ke masa lalu demi menyelamatkan Shizuka.

Tapi usaha demi usaha justru makin membuka betapa mengerikannya kenyataan yang dihadapi anak kecil itu.

Bahkan anjing kesayangannya pun menjadi korban kebencian Marina.

Dan jangan berharap banyak dari para dewasa di sekitar mereka. Guru? Nggak berguna. Ibu? Absurd.

Satu-satunya yang peduli hanyalah Azuma (Nagase Anna), teman sekelas yang ditolak mentah-mentah oleh Shizuka saat menawarkan bantuan.

Saat Melawan Bullying Tak Lagi Hitam Putih

Takopii no Genzai bukan cuma menyoroti kekerasan anak-anak, tapi juga ambil risiko dengan mencoba menggali latar belakang si pelaku bullying.

Marina mungkin juga punya luka sendiri. Tapi, apakah itu cukup jadi alasan? Banyak penonton—termasuk penulis ini—merasa sulit bersimpati pada Marina.

Menjadi korban tidak otomatis membenarkan pilihan untuk menjadi pelaku.

Baca Juga  Bukan Hunter Biasa! Ini Alasan Shadow Monarch Bisa Ngelibas Semua Monarch Kayak Minyak Panas di Solo Leveling, Bikin Merinding!

Dan di sinilah konflik moral Takopii no Genzai benar-benar tajam: lewat mata polos alien yang tak mengerti manusia, kita diajak melihat sisi tergelap dari manusia itu sendiri.

Takopii sendiri pun tidak selalu mampu menghadapi kegelapan itu.

Salah satu momen paling manusiawi—ironisnya—adalah ketika Takopii ketakutan untuk kembali menyelamatkan Shizuka karena dia sendiri pernah merasakan trauma saat menyamar jadi dirinya dan malah dihajar habis-habisan oleh Marina.

Di sinilah anime ini bicara jujur tentang kenyataan bullying: ketakutan membuat banyak orang memilih diam.

Layak Ditonton, Tapi Siap-Siap Tersayat

Kalau kamu mencari anime ringan yang penuh tawa dan harapan, jelas Takopii no Genzai bukan buat kamu.

Tapi kalau kamu siap menerima kisah yang menyayat hati, menantang pikiran, dan mengaduk-aduk emosi—dengan kualitas visual dan penulisan yang luar biasa—maka anime ini layak jadi tontonan wajib.

Sekali lagi, ini bukan kisah tentang penyelamatan. Ini kisah tentang betapa sulitnya memahami manusia. Bahkan buat alien sekalipun.

Dan, mungkin juga, buat kita.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *