KLIK ANIME – The Apothecary Diaries musim kedua bukan sekadar tontonan fiksi sejarah biasa.
Lewat karakter utama yang cerdas dan nyentrik, Maomao, serial ini justru jadi semacam ruang belajar interaktif soal pengobatan tradisional—plus bonus kritik sosial yang cukup tajam.
Di tengah gempuran anime bertema fantasi dan aksi, kehadiran musim terbaru ini jadi angin segar buat kamu yang haus tontonan bermutu tapi tetap menghibur.
🎯 Obat Tradisional Dibahas dengan Ilmiah, Bukan Sekadar Bumbu Cerita
Yang bikin serial ini beda adalah akurasinya dalam menggambarkan pengobatan tradisional.
Di episode 2, misalnya, Maomao membongkar bahaya penggunaan aromaterapi bagi ibu hamil.
Siapa sangka aroma melati dan kayu manis yang biasa kita anggap menenangkan, ternyata bisa memicu kontraksi hingga risiko keguguran karena kandungan stimulan di dalamnya?
Ini bukan cuma plot fiksi—tapi juga selaras dengan prinsip toksikologi medis.
Di episode 9, kita diajak mengenal pigmen orpiment yang digunakan dalam lukisan dinding kerajaan.
Ternyata pigmen ini mengandung arsenik, dan Maomao mencurigai bahwa paparan zat beracun inilah yang berkontribusi pada kematian Kaisar sebelumnya.
Penjelasannya masuk akal secara ilmiah, apalagi mengingat arsenik memang dikenal sebagai racun logam berat sejak zaman dulu.
Lalu di episode 6, ada penyalahgunaan obat yang bikin merinding: seorang pelayan menggunakan minyak aromatik untuk meracik ramuan pemicu keguguran.
Ini jadi peringatan keras bahwa pengetahuan medis bisa jadi pedang bermata dua—bergantung pada niat penggunanya.
📚 Maomao dan Misi Edukasi di Balik Istana
Selain urusan obat dan racun, The Apothecary Diaries juga punya misi sosial yang kuat.
Maomao, yang notabene adalah mantan apoteker dari distrik hiburan, membantu membangun sekolah untuk para pelayan istana.
Lewat inisiatif ini, para perempuan belajar membaca dan menulis—sebuah langkah revolusioner di lingkungan yang sangat patriarkal.
Tak berhenti di situ, Maomao juga sering meracik obat secara diam-diam untuk orang-orang yang membutuhkan, meski secara hukum hanya laki-laki yang boleh melakukan itu.
Di sinilah letak kekuatan karakter Maomao: ia tidak menantang sistem secara frontal, tapi diam-diam meretasnya dari dalam lewat keahlian dan empati.
🧠 Maomao, Si Detektif Medis yang Rendah Hati
Kalau kamu pikir Maomao ini semacam “Sherlock Holmes versi herbal,” kamu nggak sepenuhnya salah.
Tapi yang menarik, Maomao nggak digambarkan sebagai tokoh sempurna yang tahu segalanya. Ia justru sering mengakui keterbatasannya dan tak malu minta bantuan orang lain.
Contohnya ketika ia butuh analisis serangga dan langsung minta tolong ke Shisui, ahli serangga kerajaan.
Sikap rendah hati inilah yang membuat karakter Maomao terasa manusiawi dan relatable, apalagi di tengah dunia anime yang penuh tokoh overpowered.
Ia membuktikan bahwa pengetahuan itu bukan soal siapa yang paling pintar, tapi siapa yang paling mau terus belajar.
🔍 Edukasi, Budaya, dan Empowerment Jadi Satu Paket
Musim kedua The Apothecary Diaries sukses besar dalam menyatukan unsur fiksi, edukasi, dan representasi budaya.
Serial ini membuktikan bahwa anime bisa jadi alat edukasi yang kuat—asal dikemas dengan cerdas dan menarik.
Dari racikan obat hingga perjuangan perempuan, semuanya diracik dalam alur cerita yang padat makna dan tetap bikin betah nonton.
Buat kamu yang pengen nonton dan belajar sambil menikmati drama istana yang penuh intrik, The Apothecary Diaries bisa diakses lewat platform seperti Crunchyroll dan Netflix (terutama di wilayah Asia).
Siap-siap terpikat oleh dunia Maomao yang kaya ilmu dan penuh kejutan!
